Sabtu, 03 Oktober 2009

Bisa koQ

ne cerita aku, sewaktu aku masih duduk dikelas 3 SMP, disaat aku terlalu diremehkan oleh kedua orang tua ku.

seminggu sebelum UAN, aku berkumpul bersama kakak, dan kedua orang tua ku, namun ternyata aku diremehkan oleh ayahku.
"sudah, kalian belajar buat UAN sana, jangan nonton terus.." kata ayahku pada aku dan kakakku.
saat itu aku dan kakak ku duduk dibangku kelas yang sama, hanya skolahnya yang berbeda.
"ntar ach, bentar lagi.." kataku pada ayah.
"ayah nggak ngerti, kalian itu sudah seperti anak yang paling pintar, mungkin bila si kakak, ayah percaya dia bisa dapet nem lebih dari 20, tapi kalau ade, ayah gak percaya dia akan dapet nem lebih dari 20.." kata ayah
mendengar hal itu terucap dari ayah, aku sungguh tidak percaya, saat itu aku benar-benar kesal, seakan-akan ayah tau aku seperti apa.

dari saat itu aku bertekad membuktikan pada semuanya, khususnya ayahku, bahwa akupun bisa untuk menjadi anak yang dapat dibanggakan.

saat UAN datang, dengan mudahnya aku menyelesaikan semua soal yang ada, dan setelah selesai UAN aku terus menunggu hasilnya.
tidak lama dari saat UAN , hasil kakak ku telah keluar, dan hasilnya memang seperti yang di katakan oleh ayahku, nemnya diatas 20, dan dengan hal itu pula, semakin takut pula aku untuk mengetahui hasil nem aku sendiri, rasanya akan sungguh malu bila aku tak bisa melebihi kakak ku.
dua hari setelah kakak ku mendapatkan hasil nemnya, hasil nem kupun keluar, dan saat itu aku sungguh tegang, tapi ternyata hasilnya sangat memuaskan, bahkan nem ku adalah nem tertinggi dikelasku, nem ku telah melebihi nem kakak ku. tak sabar aku pulang membawa hasil itu untuk diperlihatkan pada ayahku dirumah.
"akhirnya kamu pulang, ayah kira kamu sudah tak ingin pulang gara-gara nem kamu kecil" ujar ayahku.
"jangan pernah bicara seakan-akan ayah tahu aku seperti apa, nich hasilnya"
setelah itu ayahpun melihat hasilnya.
"nem kamu 25.80, melebihi kakak, hebat..!!" kagum ayahku
"makanya kalau gak tau pa-apa, jangan bicara seolah ayah tau aku melebihi siapapun.." jelasku.

mulai saat itu, tak lagi sedikitpun dari keluarga ku yang meremehkan kemampuan ku, bahkan sampai saat ini, kemampuanku masih diatas kemampuan kakak ku, dan mungkin sekarang aku dan kakak ku telah menjadi lawan untuk mendapatkan rasa bangga dari orang tua ku.

dan kini aku tak akan membiarkan siapapun meremehkan kemampuan ku, yang tau aku adalah diriku sendiri, bukan siapapun termasuk orang tua ku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar